6. BEBAN
Menjalin ikatan hati adalah suatu cara
untuk tetap hidup dan juga ibadah. Namun kadang jalinan yang dulu amat sangat
menyenangkan dan membahagiakan lambat laun menjadi beban yang kadang menghancurkan
hari. Banyak penyebab hati berubah. Mungkin karena sadar bahwa pasangan tidak
memiliki sifat yang kita inginkan, mungkin karena sudah terlalu lama dan bosan,
atau mungkin hati mulai lelah.
Apakah kamu juga terbebani dengan
hubungan kita?
Sikapmu yang semakin hari semakin tak
tedefinisi, seperti angin yang kadang bersemilir dan kadang membiarkan hati ini
gerah sepanjang waktu. Kurasa kamu jenuh, lelah, dan bosan. Kamu terbebani.
Hubungan ini menjadi beban untukmu. Beban yang membuatmu sukar melangkah maju,
beban yang membuatmu harus membagi waktu diantara kesibukan dan cita-citamu,
beban yang membuatmu ingin lari dan sendiri, terbebas dariku. Apakah aku salah
berpikir seperti ini?
Jika hubungan ini adalah beban kurasa
aku pun merasakan itu. Sejak keabstrakan hadirmu, jalinan ini menjadi beban
bagiku. Beban yang membuatku malas, beban yang membuatku jauh dari kata
produktif, beban yang membuat hariku selalu kelabu, beban yag membuatku jauh
dari cita-cita. Apakah aku harus bersikap sama sepertimu? meninggalkan jalinan
ini demi menjadi sendiri dan bebas? apakah beban-beban itu adalah alasanku saja
ataukah memang nyatanya? Aku mulai lelah berjuang sendiri.
Ku kira kita bisa menjadi teman dan
sahabat yang mampu mendukung di kala jatuh dan menghargai setiap upaya, tapi
nyatanya kita terlalu egois untuk mencapai “KITA”. Hanya ingin berjalan
sendiri-sendiri dan lepas melarikan diri. Saling meninggalkan dan menyalahkan.
Mencari pembenaran untuk diri sendiri karena takut terluka. Dan berakhir
seperti ini, tanpa kata, tanpa pertemuan, hanya menghilang seperti kabut pagi
hari.