Pangeran Jerit Malam
created by Me
Aku
tak begitu tahu tetang dirimu, siapa namamu, angkatan berapa, nama FB, tweeter,
dan lainnya. Kita bertemu di acara kampus. Aku mengikuti acara ini sebagai anak
MaBa (Mahasiswa Baru). Aku tak melihatmu saat itu, kita bertemu saat acara
jerit malam. Ketakutanku seakan menguap saat kutemukan dirimu diantara
tingginya ilalang dan gelapnya malam.
Hanya
dengan 1 lilin kecil aku dapat melihat senyum manis dan dewasamu, dan aku dapat
melihat hatiku berdebar karenamu. Entah bagaimana ekspresiku saat itu. Mungkin
kau tahu aku terpesona padamu tapi kuharap tidak. Hati ini blum siap kau tahu.
Hari
terakhir, MaBa dan senior berjabat tangan sebagai tanda perdamaian dan
keakraban. Ini adalah momen berharga yang seandainya bisa kuabadikan dengan kamera.
Kita berjabat tangan, walau sebentar ku tahu kau sangat tinggi. Aku hanya
sebatas bahumu mungkin lebih pendek lagi. Aku tahu senyummu manis dan menenangkan,
dan aku tahu aku jatuh hati padamu.
Hari
berganti, minggu pun beranjak. Aku mencari sosokmu setiap saat. Seperti menebar
singnal untuk kau tangkap. Namun nihil, kau bahkan tak terlihat di Fakultas.
Satu semester terlewati, di semester 2 mata kuliah semakin parah. Semakin
membuatku enggan berurusan dengan angka dan rumus. Namun kurasa ini adalah semester
terbaik ha ha. Aku menemukanmu pangeran jerit malam.
Saat
itu, mungkin kau tak ingat. Aku menemukanmu di sana, dilantai 3 gedung
perkuliahan tempat biasa aku mengikuti praktikum. Disana kau berdiri bersama
para asisten, membuat jantungku berdegup kencang. Saat itu adalah momen
berharga yang kunanti hampir 6 bulan lamanya. Sejak saat itu, aku mulai mencari
tahu segalanya tentangmu.
Aku
mulai bertanya pada siapa saja yang menurutku tahu tentang dirimu, mencari nama
FB mu, melihat fotomu setiap hari dan berkhayal akan dirimu setiap waktu.
Kadang aku takut kau tahu akan hadirku, tapi dilain sisi aku ingin kau tahu
bahwa disini ada aku yang selalu mencari hadirmu. Dan entah mengapa akhir-akhir
ini kau selalu ada disekitarku, dan mencuri pandang kearahku. Mungkin aku
terlalu GR tapi aku ingin berharap lebih. Aku ingin ini bukan hanya khayalanku
semata. Mungkin kau mulai menyadari hadirku, mungkin kau tahu aku disini
memperhatikanmu, atau mungkin kau menangkap singnal yang kukirim untukmu. Aku
harap semua itu benar. Kau menyadari hadirku saja sudah membuatku senang, aku
bahkan takut memikirkan kau menjadi kekasihku, takut aku terlalu senang dan tak
ingin melepasmu.
Tapi
aku takut untuk memulai hubungan ini. Aku takut untuk menegurmu, takut
tersenyum padamu, takut menyapamu di FB, dan takut menyerahkan hatiku padamu.
Aku takut jika aku mulai berusaha dan kau tak dapat kuraih. Aku takut menyadari
bahwa kita berbeda. Aku takut menyadari bahwa kau tak tertarik padaku dan aku
takut menyadari kau membenciku.
Aku
butuh keberanian untuk memulai suatu hubungan yang ingin kujalin bersamamu. Aku
takut kau menolakku. Tapi aku jauh lebih takut tak dapat mengenalmu, tak dapat
mencintaimu karena waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan berakhir. Dan aku
tak tahu kapan itu berakhir. Haruskah aku mencoba? Menekan rasa malu hingga
kejurang tak tahu diri. Apakah aku siap memberikan pengorbananku padamu? Untuk
dirimu Pangeran Jerit Malam yang selalu kurindu.
Jarak
terdekat yang dapat kita raih adalah saat kita bersalaman.
Dari
seseorang yang memimpikanmu setiap waktu.