7. TANGISAN RINDU
Rintik hujan membasahi genting di malam
kelabu. Tepat 5 hari sejak kepergian Budi. Hujan semakin deras bersambut guntur
dan kilat yang semakin melengkapi langit malam.
Di balik kelambu dan selimut tebal,
Ningrum meringkuk memeluk guling yang dingin. mencoba mencari kehangatan di
setiap kapuknya. Matanya terpejam namun ia tak tidur. Pikiran bercampur aduk,
gelisah merajai akal sehat, rindu yang tak kunjung sirna membawa Ningrum pada
malam-malam sepi tak berkesudahan.
Kepergian Budi ke kota seberang, menjadi
alasan kegelisahan Nnigrum. Budi pergi tanpa meninggalkan pesan apapun. Pergi
tanpa pamit pada Ningrum yang selama 3 tahun mejalin kasih dengannya. Namun Budi
pergi tanpa pemberitahuan atau pun surat. Bahkan di hari kelima ini Budi tetap
tanpa kabar.
Ningrum gelisah, takut, dan juga rindu.
Seperti malam ini, di tengah Guntur yang bersahut-sahutan, dengan mata yang
tertutup, air matanya berlinang tanpa sempat ditahan. Linangan yang menjadi
tangisan tak terbendung. Tangisan kerinduan tanpa kepastian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar