Minggu, 15 Juni 2014

Chapter 2 : The "S" Family Ever



Sam version.



Hari baru, sekolah baru. Dunia baru, menyentuh mata kelabunya. Orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya bukan lagi berkulit pucat, berambut pirang atau coklat, semuanya berbeda. Saat ini yang dilihatnya semua orang berambut hitam, berkulit sawo matang, kuning langsat, dan putih (orang cina); bola mata mereka juga hitam atau coklat. Tak ada yang seperti dirinya.
Sam meneliti penampilannya di kaca ruang guru SMA Negeri 2 Bandung. Rambut hitamnya biasa, kulitnya putih pucat tapi itu bukan masalah, tapi warna bola matanya yang berbeda. Apakah ini tidak apa-apa? Semoga tidak ada yang menganggapku aneh, batinnya.
Tak lama kemudian kepala sekolah barunya Pak Jumawan datang bersama seorang lelaki paruh baya.
“ Nak Sam, ini wali kelas kamu. Namanya Pak Harto Sumadi”
“ Panggil saja saya Pak Harto. Ini buku paket pelajaran untuk hari ini, semoga kamu bisa beradaptasi dengan baik ya disini” pak Harto menyerahkan 3 buku paket pada Sam.
“ Iya pak, terima kasih” Sam menerima ketiga buku tersebut  dan memasukkanya ke dalam tas ransel coklat kesayangannya.
“Mari ikut saya ke kelas” Pak Harto berjalan di depan Sam menuju ke kelas X 1, kelas barunya.
Sam agak deg-degan, di sekolah ini ia harus memulai semuanya dari nol karena tidak ada yang ia kenal., apalagi ia tidak mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS). Mereka tiba di depan kelas X1, Pak Harto memintanya untuk menunggu di luar sebentar. Tak lama kemudian Pak Harto memanggilnya untuk memasuki kelas. Suara riuh mengiringi Sam saat memasuki kelas. Kelas X1 berjumlah 34 siswa, ditambah dirinya berarti menjadi 35 siswa. Dimana kelas ini didominasi anak perempuan yang berjumlah 20 orang dan 15 orang anak laki-laki termasuk dirinya.
“Nah, anak-anak perkenalkan ini teman baru kalian yang baru pindah ke Indonesia dari sekolahnya di Australia. Ayo, nak Sam perkenalkan diri sama teman-teman barunya” kata pak Harto sambil tersenyum lembut.
“ Perkenalkan nama saya Sam Samuel. Saya dari SMP di Australia. Karena pekerjaan kedua orang tua saya, maka saya sekeluarga pindah ke Indonesia. Salam kenal” Sam menyungingkan senyum manisnya, dan sontak saja membuat kegaduhan di antara anak perempuan.
“baiklah anak-anak, kita kan lanjutkan pelajaran yang minggu lalu tentang Klasifikasi Makhluk hidup. Nak Sam silahkan ke tempat duduk yang kosong di sebelah Karin” Pak Harto menunjuk sebuah kursi kosong di samping seorang anak perempuan berparas manis dan berambut panjang yang dikuncir kuda.
Sam duduk di kursinya. Ia agak ragu mengajak gadis di sampingnya berkenalan.
“Hem…. Hay kenalin, Sam. Mohon bantuannya” Sam mengulurkan tangan dan disambut tangan mungil nan lembut.
“ Hay juga, Karin.”
TENG…….TENG…..TENG…..
Bel istirahat berbunyi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar