CONTOH PUISI BARU
1. Contoh puisi balada
Balada Terbunuhnya Atmo
Karpo
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya
di pucuk-pucuk para
mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok
yang diburu
surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang
Segenap warga desa mengepung hutan itu
dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri.
Satu demi satu yang maju tersadap darahnya
penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa
Anak panah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo masih tegak, luka tujuh liang
Joko Pandan! Di mana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Bedah perutnya tapi masih setan ia!
menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala
Joko Pandan! Di mana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
segala menyibak, bagi derapnya kuda hitam
ridla dada, bagi derunya dendam yang tiba
Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah.
Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapaknya.
bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya
di pucuk-pucuk para
mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok
yang diburu
surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang
Segenap warga desa mengepung hutan itu
dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri.
Satu demi satu yang maju tersadap darahnya
penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa
Anak panah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo masih tegak, luka tujuh liang
Joko Pandan! Di mana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Bedah perutnya tapi masih setan ia!
menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala
Joko Pandan! Di mana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
segala menyibak, bagi derapnya kuda hitam
ridla dada, bagi derunya dendam yang tiba
Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah.
Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapaknya.
2.
Contoh puisi himne
Doa
Karya : Taufiq Ismail
Tuhan
kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah
kami
Ampunilah
Amin
Ampunilah
Amin
Tuhan
kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan asmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga
Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan asmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga
Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah
kami
Ampunilah
Amin.
Ampunilah
Amin.
1966
3. Contoh puisi ode
Generasi Sekarang
Karya :
asmaranda hadi
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan
kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
4.
Puisi Epigram
Hari ini tak
ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu
sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
(Iqbal)
5.
Contoh puisi romance
Puisi pertamaku
untuknya
Kala
ku melihat hujan…
Ku seolah merasakan dan mengerti tiap getarnya
Getaran-getaran aneh yang tak dipedulikan oleh sebagian orang..
Getaran-getaran aneh yang ditangisi
Tapi hampir semua orang memberinya senyum
Ku seolah merasakan dan mengerti tiap getarnya
Getaran-getaran aneh yang tak dipedulikan oleh sebagian orang..
Getaran-getaran aneh yang ditangisi
Tapi hampir semua orang memberinya senyum
Sungguh..
Mulanya kukira itu hanya sebuah fatamorgana
Ku kira tak ada..
Tapi itu ada
Dulu, ia datang saat malam hari
Menggedor mimpi..
Lalu tiba-tiba ia bercahaya di tengah gelap
Menerangi sebuah ruangan sempit yang berdebu di tempat itu..
Mulanya kukira itu hanya sebuah fatamorgana
Ku kira tak ada..
Tapi itu ada
Dulu, ia datang saat malam hari
Menggedor mimpi..
Lalu tiba-tiba ia bercahaya di tengah gelap
Menerangi sebuah ruangan sempit yang berdebu di tempat itu..
Aku
melihat sinar itu menangis
Ku beranikan diri tuk bertanya padanya
Mengapa kau menangis?
Ia tak menjawab..
Terus saja menangis
Ku beranikan diri tuk bertanya padanya
Mengapa kau menangis?
Ia tak menjawab..
Terus saja menangis
Tetesan
air matanya bening sperti berlian
Ketika kusentuh air mata itu
Benda itu langsung menyala indah..
Memancarkan aura kesetiaan yang murni dan cinta yang tulus..
Menyayangi apa adanya..
Ketika kusentuh air mata itu
Benda itu langsung menyala indah..
Memancarkan aura kesetiaan yang murni dan cinta yang tulus..
Menyayangi apa adanya..
Sekarang..
Kulihat sinar itu tersenyum bahagia..
Ia memancarkan cahaya merah muda bercampur kuning yang sangat lembut..
Aku merasa
Aku telah memberikan berlian itu pada orang yang sangat tepat..
Aku telah memberikannya kepadamu..
Kaulah niji yang datang setelah hujan reda..
Kaulah bintang terindah yang kulihat saat malam..
Ijinkan aku berucap padamu
Slamat datang di hidupku..
Kulihat sinar itu tersenyum bahagia..
Ia memancarkan cahaya merah muda bercampur kuning yang sangat lembut..
Aku merasa
Aku telah memberikan berlian itu pada orang yang sangat tepat..
Aku telah memberikannya kepadamu..
Kaulah niji yang datang setelah hujan reda..
Kaulah bintang terindah yang kulihat saat malam..
Ijinkan aku berucap padamu
Slamat datang di hidupku..
6. Contoh puisi elegi
Senja di pelabuhan kecil
Karya : Chairil Anwar
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis memepercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Dari: Deru Campur Debu
(1949)
7. Puisi satire
Rokok
Pagi hari yang sunyi
Kau temani diriku
Ku hisap kau pelan-pelan
Kau masuki setiap inci paru-paruku
Kurelakan tubuhku kau rasuki
Ku tahu itu
Ku rasakan itu
Kopi cinta sebagai pasanganmu
Menemani hari-hariku
Tak lebih tak kurang
Penghancur pelan
Dengan nikmat sesaat
Makin ku hisap dirimu
Makin tak kuasa ku tolak
Walau ku sadar kau wahai racun jingga
Yang mengotori setiap tetes darahku
Aku harus berhenti menjadikanmu teman
Kau harus kutinggalkan di hari-hariku kini
Walau dalam kesendirianku
Dalam kesunyian dan kesepian
Aku yakin aku bisa
Selamat tinggal racun jingga
Pagi hari yang sunyi
Kau temani diriku
Ku hisap kau pelan-pelan
Kau masuki setiap inci paru-paruku
Kurelakan tubuhku kau rasuki
Ku tahu itu
Ku rasakan itu
Kopi cinta sebagai pasanganmu
Menemani hari-hariku
Tak lebih tak kurang
Penghancur pelan
Dengan nikmat sesaat
Makin ku hisap dirimu
Makin tak kuasa ku tolak
Walau ku sadar kau wahai racun jingga
Yang mengotori setiap tetes darahku
Aku harus berhenti menjadikanmu teman
Kau harus kutinggalkan di hari-hariku kini
Walau dalam kesendirianku
Dalam kesunyian dan kesepian
Aku yakin aku bisa
Selamat tinggal racun jingga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar